Menikmati Pesona Keindahan Alam Dan Budaya Minang, Tempat Sejuta Persembahan Yang Menakjubkan

MediaSuaraMabes, Jakarta – Saloma datang di Sumatera Barat tanah Minang yang menyimpan keistimewaan hingga diakui dunia dari kuliner alat musik senjata tradisional pesona Desa ombak dan arsitekturnya yang rancak bana penganut matrilineal terbesar di dunia namun dengan corak Islam yang kental tempat karya sastra klasik yang jadi hafalan sejak SD.

Tanah dengan seribu cerita rakyat dan mitologi yang penuh dengan pesan moral, Sumatera Barat adalah salah satu provinsi yang ada di pulau Sumatera dijuluki Ranah Minang, Sumbar berbatasan dengan Riau di bagian Timur, Sumatera Utara di bagian utara, Jambi di bagian Selatan dan Bengkulu di bagian barat dengan motto berbunyi Tuah sakato dari bahasa Minangkabau yang berarti bersepakat melaksanakan hasil mufakat dan lambang Provinsi berupa rumah gadang atau Balai adat tempat orang-orangnya bermufakat terdiri dari 12 kabupaten dan 7 Kota.

Sumbar beribukota di Padang dengan penduduk mayoritas agama Islam menyusul Kristen Katolik dan Buddha untuk sumber daya alam Sumbar memiliki batu bara, batu besi, batu galena, timah hitam, seng, mangan, emas, batu kapur kelapa sawit, Kakao, Gambir dan hasil perikanan.

Orang Minangkabau atau Biasa disingkat Minang sekitar 80% mendiami Sumatera Barat meski wilayah adat Minangkabau Sendiri lebih luas dari wilayah administrasi Sumatera Barat itu sendiri, sebagian berada di wilayah Riau di bagian utara Bengkulu bagian barat Jambi Pantai Barat Sumatera Utara Barat Daya Aceh bahkan hingga Negeri Sembilan di Malaysia.

Orang Minang adalah bagian dari masyarakat melayu muda yang melakukan migrasi dari daratan Cina Selatan ke pulau Sumatera sekitar 2.500 hingga 2000 tahun yang lalu, dahulu penyebutan Minang dan Melayu belum dibedakan karena kesamaan sistem kepercayaan yang menganut.

Namun sejak abad ke-19 mulai dibedakan karena budaya matrilineal yang tetap bertahan di masyarakat Minang sementara orang Melayu pada umumnya menganut patrilineal, ini yang menarik matrilineal adalah adat yang mengatur garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu, berbeda dengan kebanyakan masyarakat yang patrilineal dalam masyarakat matrilineal garis Ibu dipandang sangat penting sedangkan pihak Ayah atau laki-laki dianggap tamu keluarga perempuan adalah pewaris harta pusaka keluarga atau menguasai aset ekonomi anak-anak.

Mengambil nama ibu dalam pernikahan maskawin ditentukan oleh pihak perempuan berdasarkan pendidikan dan profesi calon suami, di hari-h pengantin pria akan dijemput untuk dibawah ke rumah pengantin perempuan, tempat prosesi dilangsungkan dengan membawa seserahan pakaian terbaik dan uang tunai di atas kepalanya.

Baca Juga :  Garda Transfumi - Gekraf Jatim, Bantu UMKM miliki NIB dengan Workshop

MENIKMATI PESONA KEINDAHAN ALAM DAN BUDAYA MINANG, Tempat Sejuta Persembahan yang Menakjubkan

Setelah tiba di rumah pengantin perempuan sang pria disambut dengan para perempuan yang menarik diiringi sekelompok pria penabuh gendang tambuah dan talempong menurut legenda pertengahan abad 12 raja maharajo dirajo yang mendirikan kerajaan kota Batu wafat meninggalkan tiga bayi laki-laki dan tiga istri-istri pertama Puti Indo jalito kemudian mengambil alih kepemimpinan dan tanggungjawab keluarga, inilah yang menjadi cikal bakal dari masyarakat matrilineal orang Minang meski begitu legitimasi kekuasaan masih dipegang laki-laki berkat pengaruh Islam yang kental dan Minangkabau adalah masyarakat matrilineal terbesar di dunia.

Setelah anak laki-laki masuk masa Akil baliq mereka tidak diperbolehkan tidur di rumah karena hanya diperuntukan untuk perempuan dan keluarga barunya makanya kaum lelaki banyak memilih untuk Merantau baik untuk menuntut pendidikan maupun mencari nafkah ini yang menyebabkan orang Minang dikenal sebagai kelompok perantau sejarah mencatat migrasi pertama terjadi pada abad ke-7 migrasi besar-besaran terjadi pada abad ke-14 dimana banyak Keluarga Minang yang berpindah ke pesisir Timur Sumatera membangun koloni-koloni dagang hingga ke Malaysia.

Setelah Kesultanan Malaka jatuh ke Portugis pada tahun 1511 banyak keluarga Minangkabau berpindah ke Sulawesi Selatan menjadi pendukung Kerajaan Gowa gelombang migrasi berikutnya terjadi pada abad 18 dan tahun 1920 ketika perkebunan tembakau di Deli Serdang dibuka pasca-kemerdekaan perantau Minang telah bermukim di setiap kota-kota besar di Indonesia di Kuala cerpen and Ben Singapura diluar Asia Tenggara Mereka banyak dijumpai di Arab Saudi Australia Jepang Belanda dan Amerika Serikat sebagian besar menjadi ekspatriat pelajar dan pedagang.

Minangkabau sendiri berasal dari dua suku kata Minang dan Kabau artinya menang kerbau ini juga bisa menjelaskan topi kebesaran perempuan dan atap rumah adat Minang yang berbentuk seperti tanduk kerbau disebut rumah gadang rumah tradisional ini biasanya dibangun diatas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku atau kaum tersebut secara turun-temurun yang diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut di halaman depan rumah biasanya terdapat dua bangunan rangkaian atau lumbung padi jumlah kamarnya ganjil antara tiga dan 11 bergantung kepada jumlah tumpuan yang tinggal di dalam ya dalam hal berkesenian Saluang adalah alat musik tradisional yang khas dari Minang alat musik tiup ini terbuat dari bambu dengan cuman empat lubang kabarnya pemain Saluang memiliki mantra tersendiri bernama pitunang.

Baca Juga :  Perdagangan Manusia Merupakan Pelanggaran Berat Terhadap Hak Asasi Manusia

Nabi Daud yang berguna untuk menghipnotis penontonnya isi mantranya kira-kira seperti ini malapeh Nabi Daud buruan tabang Tata Genta Gun Ayah maylia tak henti-henti takajuik bidadari di dalam sarugo mendengar bunyi Saluang Ambon konon lah anak sidang manusia kira-kira begitulah dalam pagelaran musik atau untuk mengiringi tarian dan ritual biasanya disandingkan dengan talempong alat musik pukul mirip gamelan untuk tari-tarian.

Tari piring yang ada sejak 800 tahun yang lalu serta Tari Gelombang untuk menyambut pengantin dan tentu saja Tari Indang atau tari Dinding Badinding , lagu Minang memenuhi liriknya dengan kata-kata Kerinduan akan kampung atau memanggil para perantau untuk pulang seperti Kampuang Nan Jauh Dimato ada juga Yang udah dinyanyikan banyak orang berjudul gelang sipaku gelang ia mengajak kita untuk balik bersama tapi ada juga yang bertema cinta berkisah tentang seseorang kehilangan kekasih yang sangat ia cintai berjudul Ayam Den Lapeh.

MENIKMATI PESONA KEINDAHAN ALAM DAN BUDAYA MINANG, Tempat Sejuta Persembahan yang Menakjubkan

Namun untuk kesenian sebenarnya orang Minang lebih jago dalam seni merangkai kata-kata atau bersilat lidah penuh dengan sindiran hiasan metafora nasehat keras dan berbagai majas-majas dan perumpamaan skill ini dikembangkan untuk menggantikan senjata dan kontak fisik sebagai alat mempertahankan kehormatan sastra lisan yang ini disebut dengan pasambahan, saking jagonya dalam menyusun kata sastra klasik orang Minang sampai menjadi bahan pembelajaran sejak bangku sekolah.

Balai Pustaka Seperti kisah Siti Nurbaya Sengsara Membawa Nikmat Salah Asuhan maupun dibawah naungan Ka’bah yang semuanya memuat pesan moral dengan perempuan sebagai tokoh utama yang selalu mengalami polemik sosial yang ribet pesan moral ini juga ada di cerita rakyat terkenal orang Minang, Maling Kundang dimana seorang ibu yang sakit hati mengutuk anaknya yang durhaka menjadi batu-batu yang dianggap sebagai anak durhaka itu bisa dilihat di situs objek wisata Pantai Air Manis di Padang.

Baca Juga :  Puluhan Angota FKJR Korwil Gunungkidul Kerjabakti Dilokasi Tanah Longsor Serut Gedangsari

Kemudian seni tenun juga sangat terkenal sampai mesin tenun songket Minang diabadikan di lembaran uang Rp5.000 kain songket digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan dan pakaian utuh perempuan, pakaiannya disebut dengan Bundo Kanduang atau limpapeh rumah Nan Gadang lengkap dengan tengkuluk atau penutup kepala khas nya, satu lagi yang diakui dunia dari budaya minang makanannya rendang yang delapan tahun berturut-turut dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia sejak tahun 2011 di tahun 2021.

Rendang Berada di posisi 11 makanan terlezat di dunia, rendang sejak abad ke-16 berbahan daging dengan rempah-rempah istimewa di satu piring dari bawang putih bawang merah jahe lengkuas kunyit serai cabe dan masih banyak lagi, berbicara tentang rendang juga pasti menyebut rumah makan padang yang telah menjadi warung paling eksis di semua wilayah di nusantara bukan cuman rendang ada juga sate padang yang sangat populer yang juga terkenal se-nusantara tapi di Sumbar bukan hanya suku Minang aja, ada juga suku Mentawai yang menghuni 70-an pulau-pulau di lepas pantai barat Sumatera serta suku Mandailing yang terpusat di Pasaman dan Pasaman Barat ini menjadikan sumber kaya akan perayaan-perayaan dan festival budaya seperti festival Tabuik perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura gugurnya cucu Nabi Muhammad.

Dan pertempuran Karbala dengan dirayakan tiap tanggal satu hingga sepuluh Muharram Selain itu ada juga Tour de Singkarak ajang balap sepeda resmi dari Persatuan balap sepeda internasional yang diselenggarakan setiap tahun di Sumatera Barat yang melintasi bentang alam Sumbar dipenuhi dengan pegunungan disini masih banyak hutan yang Asri tempat beberapa endemik dari flora hingga fauna yang paling populer adalah burung kuau raja burung yang dijadikan Mas provinsi ini yang jika bulu-bulunya dibuka akan berbentuk seperti kipas diatas kepalanya itu terdapat jambul dan bulu tengkuk berwarna kehitaman, burung ini masuk dalam daftar merah terancam punah, suara burung ini akan mengantarkan kita kembali ke rumah masing-masing. (Wajidi Adiansyah)

Comment