MediaSuaraMabes, Jakarta – Sebuah kegiatan penting yang bertujuan mengukuhkan nilai-nilai Pancasila sebagai benteng melawan terorisme digelar di Aula Kantor Walikota Jakarta Pusat. Acara yang berlangsung pada Kamis pagi (17 Oktober 2024) ini diinisiasi oleh Laskar Palapa dan didukung oleh Densus 88 Antiteror Polri, BPIP RI, dan Sat Binmas Polres Metro Jakarta Pusat. Diskusi kebangsaan tersebut menitik beratkan pada penguatan generasi muda dalam menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme yang kian berkembang di tengah kemajuan teknologi.
Diskusi yang dimulai pada pukul 09.00 WIB dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan seperti Kompaja, PMII, HMI, GMNI, hingga Pemuda Pancasila, dan turut berpartisipasi Forum Nasional Pemberantas Narkoba (FNPN) Tim IX Dayamas BNN. Acara ini menghadirkan tiga narasumber terkemuka, yaitu Prof. Dr. Ermaya Suryadinata, S.H., M.H., M.Si., pakar dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP); Kompol Agus Isnaini, M.Si., dari Subdit Anti Teror Mabes Polri; dan Iptu Wardi Zein S.H., M.H., yang dikenal sebagai tokoh ‘Gong Pancasila’.
Menggali Ideologi Pancasila di Tengah Kemajuan Teknologi
Dalam sambutannya, Wakil Walikota Jakarta Pusat, Chaidir, M.Si, yang mewakili Walikota Dhany Sukma, S.Sos, M.AP, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini dan berterima kasih kepada peserta serta pihak-pihak terkait, termasuk Densus 88 Antiteror Polri, yang turut berperan dalam terselenggaranya acara ini. Chaidir menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, TNI-Polri, serta elemen masyarakat lainnya dalam menjaga stabilitas menjelang pelaksanaan Pilkada pada 27 November 2024.
Acara dimulai dengan doa bersama, pembacaan teks Pancasila, dan pembacaan naskah Sumpah Pemuda oleh panitia, menciptakan suasana khidmat yang memperkuat komitmen kebangsaan. Chaidir juga menyoroti ancaman radikalisme dan terorisme yang kian mengkhawatirkan, terutama di kalangan generasi muda. “Gerakan radikalisme kini lebih sulit dideteksi karena menyusup ke masyarakat, terutama melalui lembaga pendidikan dan media sosial. Oleh karena itu, kolaborasi semua pihak sangat diperlukan,” ujarnya.
Prof. Dr. Ermaya memulai dengan pembahasan tentang geopolitik dunia dan peran ideologi Pancasila dalam mempersatukan Indonesia di tengah keberagaman. “Pancasila adalah fondasi yang menyatukan kita dari Sabang hingga Merauke. Kekayaan alam kita yang melimpah akan lebih bermakna jika dipersatukan dengan ideologi Pancasila,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa di era modern, ancaman terhadap ideologi jauh lebih signifikan daripada ancaman fisik, sehingga generasi muda harus dilindungi dari infiltrasi ideologi yang merusak.
Dalam acara ini, narasumber menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh Pancasila sebagai ideologi bangsa, yang kerap tersingkir akibat perkembangan teknologi gadget. Pancasila adalah fondasi yang tak boleh goyah, meskipun arus teknologi terus berkembang. Ia juga mengingatkan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap perjuangan bangsa serta kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan merupakan kunci utama dalam menjaga keutuhan negara.
Kompol Agus Isnaini menyoroti kelompok teroris seperti Jemaah Islamiyah (JI) yang kerap mencoba berintegrasi ke dalam masyarakat, termasuk ke sektor pendidikan. Ia menekankan bahwa meskipun beberapa kelompok mengklaim telah membubarkan diri, tetap ada risiko pemikiran radikal yang menyusup ke berbagai lini kehidupan. “Sinergi antara pemerintah, TNI, Polri, dan masyarakat sangat penting untuk meminimalkan potensi ancaman ini,” jelasnya.
Kompol Agus Isnaini, yang mewakili Densus 88 Mabes Polri, memperdalam materi tentang pentingnya menangkal paham radikalisme dan terorisme yang terus menggerogoti generasi muda. Ia menyampaikan bahwa toleransi yang kuat di tengah masyarakat adalah modal berharga untuk menangkal ancaman tersebut.
Tantangan Radikalisme dan Solidaritas Nasional
Tokoh ‘Gong Pancasila’ Iptu Wardi Zein sekaligus KBO SatBinmas Polres Jakarta Pusat juga memberikan pandangannya mengenai bagaimana teknologi sering kali membuat nilai-nilai kebangsaan tersingkir. Ia mengajak seluruh peserta untuk terus memperkuat solidaritas dan toleransi antar umat beragama serta suku, sebagai langkah konkret dalam menangkal radikalisme dan intoleransi.
Wardi secara khusus memaparkan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari melalui program Pedoman Penanaman Nilai-Nilai Pancasila (P2NP). Ia mengingatkan peserta tentang pentingnya memahami dan mengimplementasikan Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa. “Pancasila bukan hanya simbol, tetapi merupakan dasar dari semua aturan hukum dan norma yang berlaku di negara kita,” tegasnya.
“Acara ini diharapkan dapat memberikan motivasi, mendorong generasi muda dan inovasi-inovasi kebijakan baru kedepannya dalam membangun kesadaran Ideologi Pancasila. Apalagi ini momentum bagus dengan Kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto yang akan segera dilantik untuk memperkuat sinergitas program Astacita”, demikian disampaikan Muhammad Asman S.H selaku Panitia yang juga alumni Lemhannas RI.
Turut berpartisipasi Forum Nasional Pemberantas Narkoba (FNPN) Tim IX DAYAMAS BNN, diantaranya Bapak Asman S.H., Patrik Tatang, S.E., Jimmy Gunawan S.H., M.H., Jenny Gunawan, S.H., Meta Chamela, S.H., S.Ip., Jecktar Silitonga, S.H., Epiana Irawati, S.H., Ichsan Hadisyaputra, S.H., dan Syahrial Vicky, S.H.
Acara ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dari panitia, yang berharap agar program serupa dapat digelar di berbagai lapisan masyarakat, baik di instansi pemerintah maupun swasta.
Diskusi kebangsaan tersebut berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif. Ini menjadi langkah nyata dalam membentengi bangsa dari pengaruh radikalisme dan terorisme, serta memperkuat semangat persatuan dan kesatuan berlandaskan Pancasila. (@pt)
Redaksi Media Suara Mabes (MSM) sebagai editor Publisher Website
Comment