MediaSuaraMabes, Jakarta – Dalam WAG Adharta Ongkosaputra dimana penulis menjadi salah seorang anggota medsosnya, menuliskan bahwa hari ini (Rabu 14 Februari 2024-red) merupakan hari istimewa, karena ada Pemilu, ada Hari Rabu Abu, dan Valentin Day serta Imlek. Pemilu baru saja berlalu hari Rabu, 14 Februari 2024. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Menurut Adharta ada suatu hal yang menarik tentang Pemilu,Politik dan Kebangsaan .Apa dasar semuanya itu tanya dia? Lalu dijawab sendiri, Tidak lain tidak bukan adalah Persahabatan, Cinta yang sangat indah dan nyata ujarnya. Sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan adalah membagi kebahagiaan kita kepada sesama. Semoga besok lanjutnya, pemilihan umum berjalan lancar. Dalam Nama Tuhan mari Kita berdoa dan berharap tutupnya.
Tolak ukur bagi suatu negara yang menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum (pemilu). tujuan penyelenggaraan pemilu adalah untuk memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib, serta dalam rangka melaksanakan kedaulatan rakyat dan hak asasi warga Negara. Terlepas dari ada tidaknya kecurangan dalam pemilihan umum kemarin( Rabu 14 februari ), Pemilu telah berlangsung dengan aman,tertib.( ini event pertama)
Event kedua : Rabu Abu yang Jatuh Hari Rabu 14 Feb 2024. Diperingati sebagai Rabu Abu atau Ash Wednesday bagi umat Katolik. Rabu Abu merupakan hari pertama Prapaskah, yang diperingati pada 40 hari sebelum Hari Raya Paskah atau 44 hari sebelum Jumat Agung. Ash Wednesday adalah peringatan Rabu Abu dengan pemakaian abu tanda salib di kening kepala umat Katolik, menurut situs Catholig.org. Abu melambangkan debu yang dipercaya digunakan Tuhan untuk menciptakan manusia.
Selain itu, makna abu juga melambangkan kesedihan. Menurut kepercayaan umat Katolik, maksud kesedihan dalam hal ini adalah karena manusia dianggap telah berbuat dosa dan menyebabkan terjadinya perpecahan dari Tuhan. Saat imam mengoleskan abu ke dahi seseorang, dia mengucapkan kata-kata,”Ingatlah bahwa kamu adalah debu, dan kamu akan kembali menjadi debu.” Imam juga dapat mengucapkan kata-kata, “Bertobatlah dan percayalah pada Injil.”
Menurut Gereja Katolik, makna Rabu Abu adalah simbol penebusan dosa yang dijadikan sakramental dengan restu Gereja. Abu juga membantu dipercayai manusia dalam meningkatkan semangat kerendahan hati dan pengorbanan. Rabu Abu dirayakan dengan abu yang berasal dari daun palma yang telah diberkati di hari MingguPalma pada tahun sebelumnya yang dibakar. Abu berbentuk tanda salib itu dioleskan ke kening dan tidak perlu dipakai sepanjang hari. Meski begitu, abu yang dioleskan di kening setiap orang tersebut juga boleh dibasuh setelah Misa peringatan Rabu Abu.
Menurut kepercayaan umat Katolik, Yesus juga menyinggung soal penggunaan abu kepada kota-kota yang menolak untuk bertobat dari dosa-dosa mereka. Setelah itu, Gereja Perdana. Gereja Perdana mewariskan penggunaan abu untuk alasan simbolik yang sama. Selama abad pertengahan, gereja telah menggunakan abu untuk menandai permulaan masa tobat Prapaskah. Rabu Abu bagi umat Katolik sebagai pengingat akan ketidak abadian dan penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan, dengan menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain kabung.
Event ketiga ialah Hari Valentin Day yang jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya, merupakan hari yang dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia. Hari ini dikenal sebagai hari kasih sayang, di mana orang-orang mengungkapkan cinta dan kasih sayang mereka kepada pasangan, keluarga, dan teman-teman terdekat. Meskipun banyak yang menganggapnya sebagai perayaan yang dipengaruhi budaya Barat, Hari Valentine sebenarnya memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan makna.
Sejarah Valentin day dapat ditelusuri kembali ke zaman Romawi kuno, di mana terdapat beberapa tokoh yang dihubungkan dengan asal usul perayaan ini. Salah satu versi sejarah yang paling populer adalah kisah Santo Valentinus, seorang santo Kristen yang dikatakan menikahkan pasangan secara rahasia.
Hari Valentine kemudian berkembang menjadi perayaan kasih sayang dan persahabatan, di mana orang-orang memberikan hadiah dan mengucapkan kata-kata manis kepada orang-orang yang mereka cintai. Perayaan Hari Valentine juga diwarnai dengan berbagai aktivitas romantis, seperti candle light dinner, pertukaran kartu ucapan, dan memberikan bunga serta cokelat.
Meskipun pada dasarnya merupakan perayaan yang santai. Bagi sebagian orang, Hari Valentine juga menjadi waktu yang penting untuk mempererat hubungan dengan pasangan dan orang-orang terkasih. Di samping itu, Hari Valentine juga menjadi momentum untuk mengirimkan ucapan dan pesan-pesan manis kepada orang-orang terdekat sebagai bentuk ungkapan kasih sayang.
Event berikutnya adalah Hari Raya Imlek : Sebagaimana yang penulis beritakan di Media Suara Mabes pada edisi 14 Feb , dibawh judul “Apa arti dan makna Hari Raya Imlek” saya menjelaskan bahwa,
Kata Imlek berasal dari bahasa Mandarin. Namun spesifiknya, kata tersebut lahir dari dialek Hokkien. Imlek (阴历, dibaca im-le̍k) terdiri atas dua suku kata, di mana ‘im’ berarti ‘bulan’ dan ‘lek’ berarti ‘penanggalan’. Dari situ, arti Imlek adalah ‘kalender bulan’.
Istilah Imlek berbeda lagi dalam bahasa Mandarin. Kata tersebut dikenal dengan sebutan yin li(陰曆, dibaca yīn lì). Maknanya juga sama, yaitu ‘lunar calendar’ atau ‘kalender bulan’.
Selain Imlek, ada juga istilah lain yang digunakan untuk mengacu Tahun Baru China. Itu adalah Sin Cia. Secara bahasa, sin artinya ‘baru’ dan cia bermakna ‘bulan pertama’. Dari penjelasan tersebut, maka sin cia diterjemahkan sebagai bulan pertama pada kalender China yang baru.
Perayaan Imlek memiliki makna sebagai perwujudan dari harapan-harapan masyarakat Tionghoa. Harapan itu di antaranya keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan.
Komunitas Tionghoa di Indonesia merayakan Imlek dengan ucapan syukur atas rezeki yang diberikan selama tahun sebelumnya. Selain itu, perayaan Imlek menjadi simbol agar tahun ini menjadi tahun yang berkah dan lebih dibandingkan sebelumnya. Adapun Imlek ini dirayakan selama 15 hari dengan berbagai tradisi di dalamnya. Demikian penjelasan ke empat event yang bersamaan waktunya tersebut diatas. (Ring-o)
Redaksi Media Suara Mabes (MSM) sebagai editor Publisher Website
Comment