Wanita Dan Politik

MediaSuaraMabes, Jakarta – Kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Republik Indonesia terus berupaya meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik. Dibuatnya kebijakan seperti UU no.10 tahun 2008 tentang pemilihan DPR,DPD,DPRD pasal 55 Ayat (1) Nama-nama calon dalam daftar bakal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 disusun berdasarkan nomor urut.

Ayat 2 dalam daftar bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat menerapkan zipper system yang mengatur bahwa setiap 3 bakal calon terdapat sekurang-kurangnya satu orang perempuan. Ayat (3) Daftar bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan pas foto diri terbaru. kuota 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen nyatanya masih jauh dari kata memuaskan. Angka tersebut tidak sepenuhnya tercapai bahkan malah menimbulkan pro dan kontra dalam partai.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo prihatin dengan keterwakilan perempuan di DPR RI yang belum pernah menembus angka 30 persen. Padahal dalam kata Bambang, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik dan UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, telah mewajibkan quota minimal 30 persen keterwakilan perempuan, baik dalam susunan kepengurusan partai politik, maupun dalam daftar calon anggota legislatif.

Hal itu diungkapkan Bamsoet, sapaan akrabnya, dalam Seminar dan Lokakarya bertema ‘Kartini di Era Digital: Perempuan, Inovasi, dan Teknologi’ yang digelar oleh Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Inilah Sebabnya Iramdan, M.Pd seorang nara sumber dari akademisi membuat judul materi paparannya dalam pelatihan sekolah Politik Perempuan Pemda Jabar Senin – Rabu Tanggal 11 – 13,Jalan Turangga No.25 Bandung. Iramdan, M.Pd yang seangkatan dengan penulis,di progran Pasca Sarjana dimana beliau menjadi narasumber (narsum) di pelatihan sekolah Politik Perempuan Pemda Jabar.

Baca Juga :  MTs Nurul Iman Angkatan Tahun 2006, Jalin Silaturrahmi Dan Buka Puasa Bersama

Representasi perempuan dalam bidang politik dapat dikatakan masih jauh dari harapan. Di Indonesia sendiri perempuan yang terjun dalam dunia perpolitikan masih terbelenggu dengan latar belakang, budaya patriarkhi, perbedaan gender. Meskipun sampai saat ini selalu ada upaya untuk memperbaiki persolan tersebut.

Iramdan mengawali paparannya,dengan tema, Pencitraan Politik Elektoral Dalam Merebut Simpati Masyarakat. Dia menjelaskan apa Pengertian Pencitraan Politik Elektoral yaitu : Pencitraan , adalah citra atau gambaran yang ingin dibentuk terhadap diri seseorang atau sebuah objek kata dia, Sedangkan Politik Elektoral? Sambungnya lagi, Politik elektoral adalah suatu bentuk politik yang berfokus pada upaya memenangkan pemilihan umum.

Fokus utamanya adalah untuk menarik dukungan masyarakat dalam pemilihan tersebut.Sementara Pencitraan Politik Elektoral? Pencitraan politik elektoral kata dia adalah tindakan politik elektoral untuk membentuk dan menampilkan citra yang baik terhadap kandidat atau partai politik tertentu.

Lalu Strategi Pencitraan yang Umum Digunakan oleh Politisi ? Janji-Janji Kampanye ujarnya lebih lanjut: Menggunakan janji-janji untuk mempengaruhi pemilih untuk memilih kandidat atau partai tertentu.

Dan Penyesuaian Diri : Menyesuaikan diri dengan sudut pandang pemilih untuk meningkatkan dukungan pemilih. Serta Personal Branding: Membuat citra yang kuat melalui media dan kegiatan lainnya yang mendukung kandidat atau partai tertentu kata Ramdan (panggilan akrab Iramdan-red).

Personal Branding: Membuat citra yang kuat melalui media dan kegiatan lainnya yang mendukung kandidat atau partai tertentu lanjut Ramdan

Selanjutnya Ramdan mengatakan untuk Mendorong Partisipasi aktif Masyarakat dalam Politik, ialah (1) Pendidikan Politik : Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar lebih mampu membaca dan menyikapi tindakan politik.

(2) Dukung Reformasi Sistem Politik : Mendorong reformasi sistem politik agar kandidat-kandidat yang tidak berkualitas dapat dibatasi untuk maju dalam proses pemilihan umum.

Baca Juga :  Sejarah Singkat Lahirnya Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli ( PPPT ), Upaya dan Langkah Strategis Yang Terlaksana

(3) Berkomitmen pada Proses : Mendorong masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memilih dan memonitor tindakan politik yang dilakukan oleh wakil yang telah terpilih melalui pemilihan umum umum.

Menemukan Kontra : Mencari inkonsistensi antara kata-kata dan tindakan kandidat atau partai. Mencari Fakta: Mengecek apakah fakta-fakta yang diklaim oleh kandidat atau partai terbukti berdasarkan sumber yang tepercaya.

Meninjau Bahasa Tubuh : Observasi terhadap bahasa tubuh kandidat atau partai untuk memahami emosi yang ingin ditampilkan dan mengidentifikasi sinyal yang bertentangan dengan apa yang mereka katakan.Cara Mengenali Teknik Manipulasi dalam Pencitraan Politik Elektoral

Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Politik Menurut Iramdan, utk mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Politik partisipsi aktif masyarakat dalam Politik ialah :

1.Pendidikan Politik : Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar lebih mampu membaca dan menyikapi tindakan politik.

2.Berkomitmen pada Proses : Mendorong masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memilih dan memonitor tindakan politik yang dilakukan oleh wakil yang telah terpilih melalui pemilihan umum.

Iramdan memberikan beberapa contoh Pencitraan Politik Elektoral yang Berhasil antara lain :

Barak Obama: Membuat janji kampanye yang ambisius dan menggunakan teknologi media sosial untuk menjangkau pemilih muda

Justin Trudeau : Mempromosikan citra yang terlihat segar dan modern melalui personal branding dan penampilannya yang fashionable

Joko Widodo : Melibatkan masyarakat secara langsung dalam kampanye dan mengklaim keberhasilan program-program kerja selama periode sebelumnya
Wanita yang terjun kedunia politik yang menjadi populer antara lain :

1.Megawati Sukarno Putri yang nama lengkapnya adala Dyah Permata Megawati Setyawaty Sukarnoputri yang biasa dipanggil Megawati Sukarnoputri yang menjadi Presiden RI ke lima sejak 23 Juli 2001 sd.20 Oktober 2004, Karier politiknya mulai 1986 yang menjadi ketua PDI Jakarta Pusat.Yang pada tahun 1993 terpilih menjadi Ketua umum PDI Perjuangan.

Baca Juga :  IWO Indonesia Membuka Pelatihan Jurnalistik untuk Umum Secara Gratis

2.Tri Risma Harini :yang biasa disapa Bu Risma, adalah Walikota Surabaya , merupakan wanita pertama yang menjabat periode 2010-2015,menggantikan Bambang DH yang kemudian menjadi wakilnya.Dia berprestasi memangkas anggaran birokrasi, memberi tunjangan kesehatan bagi warga tidak mampu,serta menambah anggaran Pendidikan 35 % dari APBD.Terakhir Bu Risma menjabat Menteri Sosial RI,

3.Kofifah Indar Parawansa. Mulai dikenal dipanggung politik tanah air, setelah membacakan pidato pernyataan sikap fraksi PPP dalam sidang umum MPR 1998, dia pernah menjadi Menteri negara pemberdayaan Perempuan

4.Rieke Dyan Pitaloka: Rike seorang penulis buku, pembaca acara dan pemain sinetron dan aktif di berbagai kegiatan politik.bahkan pernah menduduki sekjen PKB,Setelah keluar dari PKB , pindah ke PDIP.

5.Malahayati : adalah salah seorang perempuan pejuang dari Aceh. Sebagai seorang yang berdarah biru, Ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana panglima rahasia dan panglima protokol pemerintah dariSultan Saidil Mukammil Alaudinn Riayat Sah IV.
Ayo siapa para kartini-kartini lainnya menyusul untuk terjun di kancah perpolitikan Indonesia ? kuota perempuan belum memenuhi target 30 % (Ring-o)

Comment