Kisah Anwar Sadat, Aktivis Sumsel Alumni Penyintas Covid-19

SuaraMabes, Palembang-Anwar Sadat selaku aktivis Sumatera Selatan yang juga dikenal luas di kancah Nasional. Mantan Aktivis Mahasiswa, yang juga Mantan Direktur WALHI Sumsel ini menyatakan, bahwa dirinya terpapar Virus Corona sejak 11 Juli 2021, yang diketahui melalui hasil pemeriksaan Swab Pcr, karena Covid-19 menyasar kepada siapa saja, tanpa terkecuali.

Hal ini diakuinya  sejak 11 July 2021 terpapar virus Corona, namun setelah rajin dengan mengkonsumsi obat dan isoman, pada tanggal 25 Juli 2021, dinyatakan negatif. “Sekarang lagi istirahat melakukan pemulihan,” ujar Anwar Sadat, yang kini masih aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, dan kegiatan Ormas Keagamaan sebagai Ketua LAZISNU Sumsel, Kamis (05/08/2021)

Dikatakannya, sebagai Alumni Penyintas Covid-19  dia berhara[ mudah-mudahan ini yang pertama dan terakhir. Dia juga sampaikan; bahwa Covid-19, menyerang tubuh kita, tidak dapat kita ketahui kapan dan dimana. “Hanya benar kalau (C-19) ini hinggap saat kita lalai menerapkan prinsip-prinsip Prokes,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakannya, yang perlu, dan menjadi kewaspadaan adalah saat kita terjangkit C-19, usahakan jangan sampai menjangkiti keluarga kita dan lainnya, terutama, bayi dan lansia, terlebih terhadap mereka yang punya penyakit Komorbid/kronis.

Menurutnya, ini bisa menjadi informasi dan catatan penting, bagi seluruh pemangku kepentingan khususnya Pemerintah. Stigmatisasi masyarakat terhadap orang yang terkena C-19, hingga saat ini masih cukup kuat-melekat (baik yang awam termasuk yang terpelajar-pun).

“Dan ini, tidak hanya pada masyarakat umum, juga termasuk orang-orang yang kerja di Unit Kesehatan sekalipun (yang tentunya tidak juga digeneralisir keseluruhan),” katanya.

Menurutnya, saat ini cukup banyak orang terpapar C-19 (hanya tidak memeriksakan diri). Karena memang, untuk  mengetahui  orang terkena C-19, atau tidak adalah melalui cara medical, melalui swab antigen/PCR; Orang mau melakukan swab antigen/PCR, setidaknya punya kesadaran, dan juga setidaknya berkorban mengeluarkan biaya, punya kesadaran.

“Jika hasilnya positif C-19, dapat mulai mengambil tindakan melakukan pembatasan sosial (Isoman). Dan mengeluarkan biaya, untuk Swab PCR setidaknya biayanya Rp. 750 ribu, Swab Antigen, berkisar Rp. 150 ribu – 200 ribu, itu untuk 1 orang, belum lagi beberapa orang jika dalam 1 keluarga,” terangnya.

“Saat Tim PPKM Kelurahan berkunjung ke rumahku, aku sampaikan kalau aku mau Swab di Puskesmas, di jawab oleh mereka, tidak bisa, karena alatnya tidak lengkap, atau rusak, lebih kurang begitu jawaban nya. Bagi yang saat ini terjangkit C-19, kiranya tetap tenang, karena kalau tidak ada penyakit penyerta/kronis Insyaallah sehat kembali. Lakukanlah sebagaimana SOP, dan petunjuk isoman, mudah-mudahan dalam waktu 10-14 hari sehat kembali,” sambungnya.

“Alhamdulillah, kini kami se-keluarga sudah merasa pulih, meski belum 100%. Kami terus mengawasi keadaan anggota keluarga, terutama anak-anak, juga Bayi dan Lansia dalam keluarga kami hingga 10 – 14 hari ke depan yang juga sebagai upaya pemulihan bagi kami se-keluarga. Inilah pengalaman kami sebagai informasi, semoga saja bermanfaat. Salam sehat selalu untuk kita semua,” tutupnya.

Comment