HKBS dan Fokus Ornop Inhil Apresiasi Penangkapan Ketua Ormas Diduga Pemeras Rp 5 Miliar

MediaSuaraMabes, Kab. Indragiri Hilir Riau — Dukungan terhadap langkah tegas Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dalam memberantas praktik premanisme terus mengalir. Kali ini, dukungan datang dari Ketua Paguyuban Himpunan Keluarga Besar Seriwijaya (HKBS) Kabupaten Indragiri Hilir, Gilix Yokar, bersama Presidium Fokus Ornop Kabupaten Indragiri Hilir, yaitu Kemas Ibnu Sanjaya, SE, Drs. Agustami Tolib, dan Indra Gunawan selaku sekretaris organisasi tersebut.

Mereka menyatakan apresiasi penuh atas penangkapan Ketua Ormas Pemuda Tri Karya (Petir), Jekson Sihombing alias JS, yang diduga melakukan pemerasan terhadap sebuah perusahaan dengan nilai mencapai Rp 5 miliar. JS ditangkap oleh Tim Khusus Riau Anti Geng dan Anarkisme (RAGA) Polda Riau setelah tertangkap tangan menerima uang ratusan juta rupiah dari pihak pelapor.

Penangkapan tersebut merupakan hasil operasi terencana yang dilakukan kepolisian setelah menerima laporan dan melakukan pengintaian intensif.

Ketua HKBS, Gilix Yokar, bersama Kemas Ibnu Sanjaya dan jajaran Fokus Ornop menilai tindakan tersebut sebagai langkah penting dalam menegakkan supremasi hukum dan menjaga marwah organisasi masyarakat.

> “Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kapolda Riau yang telah bertindak tegas dan berani menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Negara tidak boleh kalah terhadap aksi premanisme yang merusak tatanan hukum dan mencederai rasa keadilan masyarakat,” ujar H. Jaini Awang, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Inhil, Senin (20/10/2025).

Menurutnya, tindakan JS bukan hanya merugikan pihak korban, tetapi juga mencoreng citra ormas secara keseluruhan.

> “Ormas seharusnya menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan, bukan alat untuk menekan atau mencari keuntungan pribadi,” tegas Kemas Ibnu Sanjaya didampingi Indra Gunawan.

Mereka menekankan bahwa praktik pemerasan dan intimidasi dapat menciptakan ketakutan di kalangan pelaku usaha dan menghambat investasi di Provinsi Riau.

> “Riau harus menjadi daerah yang aman dan kondusif bagi dunia usaha. Tidak akan ada pertumbuhan ekonomi bila premanisme dibiarkan,” tambah Agustami Tolib.

Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada Tim RAGA Polda Riau atas kinerja profesional dalam melakukan penangkapan tanpa menimbulkan gejolak sosial.

> “Langkah Tim RAGA menunjukkan keseriusan aparat dalam menindak tegas pelaku kejahatan yang bersembunyi di balik nama organisasi,” ujar Kemas Ibnu Sanjaya.

Menutup pernyataannya, para tokoh ini menyerukan agar seluruh organisasi masyarakat di Riau kembali pada tujuan awal pembentukan ormas: memperkuat kebersamaan, gotong royong, dan kepentingan publik.

> “Mari kita jaga marwah ormas. Jangan biarkan ulah segelintir oknum merusak kepercayaan masyarakat. Ormas harus jadi bagian dari solusi, bukan sumber masalah,” pungkasnya.

Kasus ini kini menjadi perhatian publik. Polda Riau memastikan proses hukum berjalan transparan hingga ke akar permasalahan, demi menegakkan keadilan dan menciptakan rasa aman di tengah masyarakat.

Dum 0792

Comment