MediaSuaraMabes, Banyuwangi — Hari ini Ratusan Sopir Truck Logistik yg tergabung dalam Konfederasi Sopir Logistik Indonesia (KSLI) melaksanakan aksi Unjuk Rasa didepan Kantor Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Banyuwangi hingga menyebabkan kemacetan panjang kurang lebih 5 sampai 10 km. Menurut informasi lapangan peserta aksi bukan saja berasal dari banyuwangi tapi juga berasal dari bali, tapal kuda dan sekitarnya.
Tuntutan sopir pada aksi kali ini adalah Menolak Kebijakan Pemerintah terkait diberlakukan Odol atau Over Dimensi terhadap kendaraan truck.
Mengenai aksi para sopir truck yg tergabung dalam KSLI, Sekertaris Umum Gerakan Rakyat banyuwangi Bersatu (GARABB) Mengapresiasi Sikap Konsisten Aliansi Sopir truck ini karena sebelum Aksi Seharusya dilakukan Mediasi Oleh aparat kepolisian dengn koordinator aksi Tapi Massa tetap menginginkan turun kelapangan untuk menemui Bupati.
“bukti dukungan kami dalam aksi para sopir kali ini adalah ikut meramaikannya dalam bentuk hadir dilapangan secara langsung hingga nanti ada komando lebih lanjut dari Koordinator Aksi. Namun kami juga menyangkan Sikap Bupati yang berkali-kali mangkir saat Rakyat nya datang ingin menemui Bupati.” Ujarnya.
Sementara itu Bondan Madani selaku koordinator GARABB, mengatakan akan mendukung penuh aksi yang dilakukan oleh KSIL sampai tuntunannya terpenuhi. Senin, 22/11/2021.
“Harapan kami, Kepada pemerintah pusat dalam hal ini kementerian perhubungan dan DPR-RI untuk membatalkan atau merevisi undang-undang yang dianggap merugikan para supir-supir”. Katanya.
Kemudian untuk pemerintah kabupaten PEMKAB Banyuwangi yaitu bupati Ipuk Fiestiandani, pihaknya berharap agar memberikan solusi dengan membuat kebijakan agar para supir-supir tersebut bisa bekerja sebagaimana mestinya.
“Kan Bu Ipuk selaku Bupati bisa membuatkan peraturan bupati (PERBUP) sebagai solusi agar para demonstran bisa kembali ke rumahnya masing-masing dan bekerja dengan tenang untuk menafkahi keluarga”. Tegasnya.
“Dan poin utamanya dari kami kepada bupati adalah kenapa setiap kali ada rakyatnya yang menyampaikan aspirasi tidak di pernah direspon apalagi ditemui. Padahal pada saat pencalonan dia membutuhkan suara dari rakyat dan ketika sudah menjabat terkesan seperti ada sekat dan tak mau merakyat. Pungkasnya.
(TIM SUARA MABES)

Redaksi Media Suara Mabes (MSM) sebagai editor Publisher Website
Comment