Diskursus Kebangsaan Soroti Polarisasi Sosial dan Identitas Bangsa di Era Digital

MediaSuaraMabes, Jakarta — Ikatan Alumni Binas (IKABINAS) bersama Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) menggelar Diskursus Kebangsaan bertema “Pemuda sebagai Penjaga Peradaban: Makna Kepahlawanan dalam Membangun Bangsa Berkarakter dan Berdaya Saing” di O’Good Coffee & Eatery, Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (8/11/2025). Acara menghadirkan Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI, Mayjen TNI Dr. Rido Herman, M.Sc, yang memaparkan tantangan kebangsaan yang kini dihadapi generasi muda.

Dalam diskusi yang berlangsung sejak pukul 15.00 WIB itu, Rido menekankan bahwa isu kebangsaan hari ini tidak lagi hanya menyangkut ancaman fisik, tetapi juga dinamika sosial dan digital yang berpengaruh langsung pada identitas bangsa. Ia menyebut setidaknya ada tiga tantangan utama yang perlu dicermati: polarisasi sosial, erosi nilai kebangsaan, serta kerentanan identitas di ruang digital.

Rido menjelaskan bahwa polarisasi sosial mudah muncul melalui penyebaran misinformasi, terutama di media sosial yang kerap menjadi arena pertarungan opini tanpa verifikasi. Situasi ini, menurutnya, dapat mengikis rasa persatuan yang menjadi karakter dasar bangsa.

“Perbedaan pendapat sangat wajar. Yang perlu diwaspadai adalah ketika perbedaan itu dimanfaatkan untuk memecah masyarakat. Pemuda harus bisa menjadi penenang, bukan penyulut konflik,” ujarnya dalam diskusi.

Isu kedua adalah melemahnya nilai kebangsaan. Rido menilai karakter bangsa tengah menghadapi tekanan dari gaya hidup instan, menurunnya keteladanan, serta pola konsumsi informasi yang tidak sehat. Ia menegaskan bahwa pembangunan karakter tidak dapat dipisahkan dari penguatan daya saing bangsa.

Pada isu ketiga, Rido menyoroti identitas bangsa di ruang digital yang dinilai semakin rentan. Ia menilai ruang digital telah menjadi jalur masuk narasi asing, propaganda, hingga ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah.

“Ketahanan digital menjadi bagian dari kepahlawanan masa kini. Generasi muda harus memiliki kemampuan berpikir kritis agar tidak mudah terpengaruh informasi yang belum jelas asal-usulnya,” kata Rido.

Diskusi berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab yang membahas solusi memperkuat karakter pemuda, praktik antikorupsi, literasi digital, hingga cara menjaga ruang publik digital tetap sehat. Peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan komunitas literasi menyampaikan berbagai pandangan mengenai strategi memperkokoh nilai kebangsaan di lingkungan masing-masing.

Penyelenggara berharap kegiatan Diskursus Kebangsaan ini dapat menjadi ruang rutin yang memperkuat kesadaran pemuda terhadap isu kebangsaan sekaligus membangun jejaring kolaboratif untuk menjawab tantangan bangsa ke depan.

Red, Swt

Comment