Bupati Meninjau Proses Rehabilitasi Jembatan Penghubung Antara Desa Pendosawalan dan Desa Banyuputih Kecamatan Kalinyamatan

MediaSuaraMabes, Jepara – Bupati Jepara H. Witiarso Utomo meninjau sejumlah proyek pembangunan infrastruktur pada Selasa (7/10/2025).

Beberapa lokasi yang dikunjungi di antaranya jembatan penghubung antara Desa Pendosawalan dan Desa Banyuputih di Kecamatan Kalinyamatan, jembatan di Desa Sengonbugel pada ruas Jalan Jepara–Kudus, serta proyek peningkatan jaringan irigasi di Desa Bungu, Kecamatan Mayong.

Dalam kunjungan tersebut, Bupati didampingi oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Hery Yulianto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Rini Patmini, sejumlah perangkat daerah terkait, serta camat di masing-masing wilayah.

Di lokasi jembatan Pendosawalan–Banyuputih, Bupati meninjau proses rehabilitasi yang saat ini telah menyelesaikan pembangunan struktur bawah, yakni pondasi dan pilar. Jembatan dengan panjang 31,8 meter dan lebar 5,5 meter tersebut dibangun melalui APBD Kabupaten Jepara dengan anggaran senilai Rp3,5 miliar.

“Progres sudah bagus, mencapai 40%. Targetnya di Desember sudah siap digunakan,” kata Mas Wiwit, sapaan akrab H. Witiarso Utomo.

Sementara itu, saat meninjau Jembatan Sengonbugel di ruas Jalan Jepara–Kudus, Mas Wiwit menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur Ahmad Lutfi melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya yang telah melaksanakan rehabilitasi secara cepat dan optimal.

Bupati berharap keberadaan jembatan tersebut dapat menjadi solusi atas permasalahan banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut saat musim penghujan. Selain itu, peningkatan aksesibilitas diharapkan dapat mendorong roda perekonomian, terutama di kawasan industri sekitar.

“Dua jembatan ini menjadi penghubung kawasan industri, jadi ini sangat penting untuk akses pekerja maupun arus distribusi barang dari pabrik,” tandasnya.

Selanjutnya, orang nomor satu di Bumi Kartini itu melanjutkan peninjauan ke Desa Bungu, Kecamatan Mayong, untuk memantau proyek peningkatan jaringan irigasi. Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 yang ditandatangani Presiden Prabowo Subianto, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali–Juana melakukan revitalisasi irigasi yang nantinya dapat mengaliri hingga 18 hektare lahan pertanian di Desa Bungu.

“Dari 100% (anggaran pembangunan) di BBWS ini, Jepara ini dapat 30% sendiri. Ini harus dimaksimalkan untuk pertanian kita,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mas Wiwit juga berdialog dengan para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Subur Makmur II. Supaat, ketua kelompok tani tersebut, menyampaikan bahwa terdapat tiga komoditas pertanian dan perkebunan utama di Desa Bungu, yaitu kemiri, markisa, dan kopi.

Pada tahun 2024, hasil produksi kopi mencapai 15 ton, sedangkan kemiri sebanyak 4 ton. Hasil panen tersebut nantinya akan diolah menjadi berbagai produk turunan seperti minyak kemiri, sirup markisa, dan biji kopi. Namun demikian, Supaat mengakui bahwa kuantitas hasil panen masih tergolong minim karena penggunaan alat dan mesin pertanian yang belum optimal serta membutuhkan dukungan pemerintah.

Selain itu, kelompok tani juga mendukung gerakan penanaman pohon yang memiliki nilai ekonomi sekaligus mampu menyerap air. Hal tersebut penting mengingat debit air di beberapa sumber mata air mulai berkurang dan membutuhkan perhatian khusus.

“Ini masukan yang baik, akan kami catat dan segera dilaksanakan terutama untuk penanaman pohon ini. Mungkin nanti bisa pohon nangka, karet, aren, sukun, atau kemiri yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat untuk ke depannya,” tegasnya.

Melalui pembangunan jembatan dan irigasi tersebut, Mas Wiwit berharap manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya dalam mendorong peningkatan ekonomi dan memperkuat ketahanan pangan di wilayah sekitar.

(Red Spr)

Comment