- Ulang Tahun Dewi Kwan In, Peresmian Musholla Sembilan Bidadari dan Yayasan Sembilan Bidadari Palembang - November 10, 2025
- Nostalgia Hiburan Rakyat, Warga Abadi RT 03 Gelar Layar Tancap - November 8, 2025
- Babinkamtibmas Desa Setiamulya Tinjau TKP Dugaan Aksi Hipnotis Terhadap Anak Sekolah - November 7, 2025
MediaSuaraMabes, Banjarmasin – Rencana pemindahan Ibukota Kalsel dari Banjarmasin ke Banjarbaru harus dibahas secara tuntas dengan melibatkan semua tokoh yang ada di Kalsel. Artinya, pencana pemindahan ibukota Kalsel ini harus mempertimbangkan berbagai aspek, jangan semata-mata karena aturanya sudah terpenuhi.
“Untuk pemindahan ibukota harus melalui pembahasan serius, dengan melibatkan para tokoh di Kalsel. Dan lebih penting lagi dikumunikasikan terlebih dahulu baik-baik kepada masyarakat di Banua. Apakah langkah ini sudah dilakukan,” tegas Afrizaldi, SH. Anggota DPRD Kota Banjarmasin dari Fraksi PAN.
Afrizaldi menambahkan, warga masyarakat Banua adalah orang beradab dan menjunjung tinggi adab. Selain itu, di Kalsel ini kan banyak tokoh masyarakat, para tokoh pndiri Banua, Alim Ulama, sejarawan, anggota DPRD Provinsi dan anggota DPRD Kota, serta tokoh lainnya, sebaiknya dimintai pendapatnya dan masukannya terkait pemindahan ibukota Kalsel ini. “Komunikasi dengan banyak tokoh di Kalsel harus dilakukan sebelum diputuskan ibukota Kalsel pindah,” paparnya.
Afrizaldi mengingatkan, jika pemerintah berjalan sendiri terkait pemindahan ibukota Kalsel ini nanti memberikan kesan tidak baik di mata masyarakat, karena dilakukan tanpa melibatkan para tokoh dan masyarakat. “Penguasa jangan mengesampingkan tradisi orang Banua yang terbiasa membuka ruang komunikasi dalam mengambil ataupun menentukan suatu keputusan penting, seperti pemindahan ibukota,” tegasnya lagi.
Yang namanya pemindahan Ibukota itu, kata Afrizaldi lagi, bukan semata-mata tentang luas wilayah, tapi kita juga harus mengedepankan history tentang bagaimana selama 495 tahun Kota Banjarmasin ini menjadi Ibukota Kalsel. “Siapa sih yang mengusulkan rencana pemindahan ibukota Kalsel ini pindah dari Banjarmasin ke Banjarbaru? Sudah sejauh mana rencana itu dikomunikasikan, baik dengan masing-masing kepala daerah ataupun dengan para tokoh masyarakat, para alim ulama, pemerhati kebijakan, para sejarawan, anggota DPR RI dan DPD RI, anggota DPRD provinsi dan juga DPRD Kota?
“Setahu saya saat sejak zaman Pak Ruddy Ariffin menjabat gubernur saat itu yang akan dipindah ke Banjarbaru itu adalah pusat perkantoran, sementara ibukota tetap berada di Banjarmasin, selain itu dalam visi misi gubernur terpilih H Sahbirin Noor dan H Muhidin pun tak terdapat tentang pemindahan ibukota Kalsel ini,” kata Afrizaldi lagi.
Terkesan rencana pemindahan ibukota Kalsel yang saat ini mencuat terkesan mendadak dan tidak dikomunikasikan secara terbuka kepada masyarakat terlebih dahulu. Kesannnya, tambah Afrizaldi lagi, permindahan ibukota ini hanya diinginkan segelintir orang saja. Padahal untuk pemindahan ibukota, sekali lagi harus melibat semua elemen masyarakat Kalsel.
“Mari hargai para tokoh pendiri Banua, buka ruang komunikasi, jangan mentang2 saat ini memiliki posisi memiliki jabatan, lantas ingin berbuat semaunya sendiri. Banua ini bukan milik pribadi Boss, apa yg menurut Anda baik belum tentu sesuai dengan apa yg diharapkan oleh masyarakat, makanya dari itu perlunya uji publik terhadap rencana ini.
“Kalo saya ditanya apakah setuju Ibukota Kalsel dipindah dari Banjarmaain ke Banjarbaru, tentu jawaban saya ‘Tidak Setuju’. Alasannya, Kota banjarmasin sudah 495 tahun menjadi ibukota kalsel, image itu sudah melekat,tentu tidak mudah untuk bisa merubahnya. Selain itu penetaoan kota Banjarmasin sebagai ibukota menurut saya juga sebagai bentuk penghargaan terhadap kota Banjarmasin yang sudah banyak berkontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap pembangunan Kalsel.









Comment